Kamis, 15 Februari 2024

DAMPAK PEMBANGUNAN TAMBAK UDANG VANAME PADA WILAYAH PESISIR LAUT

 

            BUDIDAYA / TAMBAK UDANG umumnya banyak kita jumpai di wilayah pesisir pantai, karena pada dasar nya hidup udang harus menggunakan air laut. Namun tidak sedikit juga para PEMBUDIDAYA / PETAMBAK yang mencoba dan bereksperimen agar udang tetap bisa di BUDIDAYAKAN dengan menggunakan air tawar. Para PEMBUDIDAYA / PETAMBAK UDANG yang berada di wilayah pesisir laut umumnya sudah termasuk pada ketagori BUDIDAYA TAMBAK SKALA BESAR. Karena jika dilihat pada wilayah pesisir, para PETAMBAK UDANG menggunakan lahan dengan luasan hingga 1 hektare (Ha) atau bahkan lebih. Siapa yang tidak tergiur dengan usaha BUDIDAYA TAMBAK UDANG dengan luasan lahan yang sangat besar. Pasal nya harga UDANG yang terus stabil, bahkan jika kondisi alam sedang tidak menentu, harga komoditas ini di pasaran cenderung mengalami kenaikan. Sebagai info, untuk saat ini harga UDANG VANAME di pasaran, per kilohgram nya mencapai Rp. 70.000 – Rp. 180.000 / kilogram. Tergantung dari jenis UDANG dan juga ukuran UDANG, bahkan ada beberapa penjual yang menjual UDANG sudah dalam keadaan bersih tanpa kulit. Harga UDANG jika sudah bersih ini tentu jauh lebih, yang biasa nya hanya sekitar Rp. 75.000 / kilo, namun jika dalam keadaan bersih tanpa kulit mencapai Rp. 90.000 – Rp. 100.000 / kilogram nya.

                Dibalik menggiurkannya BUDIDAYA TAMBAK UDANG di wilayah pesisir laut, tanpa disadari ternyata memiliki dampak negatif. Dampak tersebut lebih dirasakan oleh warga sekitar, terutama para nelayan yang mencari ikan di wilayah sekitar TAMBAK UDANG. Mengutip pada laman tempo.co bahwa adanya pembangunan TAMBAK UDANG dampak nya sangat dirasakan oleh nelayan sekitar. Salah satunya nelayan Nagari Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, itu harus mencari ikan lebih jauh darii bibir pantai. Sejak pembangunan TAMBAK UDANG, para nelayan tidak menyadari akan merasakan dampak seperti ini. Seiring berjalannya waktu, dan menurunnya hasil tangkapan, mereka baru menyadari bahwa menurunnya hasil tangkapan erat kaitannya dengan adanya pembangunan TAMBAK UDANG. Hal ini tentunya sangat merugikan bagi nelayan sekitar, bukan nya dari segi pendapatan yang menurun, tetapi juga dari lokasi jarak, para nelayan harus menempuh lebih jauh untuk bisa mendapatkan ikan.

                Menurutnya, keadaan ini terjadi karena adanya pembuangan sisa-sisa LIMBAH TAMBAK ke aliran sungai, yang muara nya menuju ke lautan. Hal ini tentu akan merusakan ekologi lingkungan wilayah pantai, sehingga ikan tidak lagi mau berada di wilayah pesisir yang sudah tercemar air nya oleh LIMBAH TAMBAK. Pembangunan PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAMBAK memang wajib hukumnya, dalam hal ini stakeholder, dinas, dan pemerintah setempat harus berupaya lebih keras lagi, untuk menyampaikan dan memantau pembangunan PENGOLAHAN AIR LIMBAH TAMBAK, khusus nya bagi mereka pelaku usaha BUDIDAYA TAMBAK UDANG. Dengan begitu, wilayah pesisir laut ekosistem nya akan terus terjaga, dan nelayan bisa kembali melakukan rutinitas seperti biasanya.

 

Untuk sekedar konsultasi dan bertanya ketersediaan stock, bisa langsung menghubungi salah satu nomor what’sApp kami.

Untuk info lebih lanjut, kunjungi link di bawah ini:

https://bumiwirasta.com/

Untuk pemesanan, bisa di link berikut ini:

https://www.tokopedia.com/bumiwirasta

Untuk kontak dan konsultasi lebih lanjut, hubungi nomor what's app di: 08161633702 / 081317243812





Tidak ada komentar:

Posting Komentar